Buka-buka galeri, terselip penampakan laki-kali yang bejalan nyeker, membawa galah dengan ujungnya terdapat sebuah wadah berbentuk kerucut berbahan semacam kain kassa. Yah mereka adalah PPK, atau Para Pencari Kroto. Dan saya sebut galahnya itu adalah senjata pemusnah massal.
Dulu sekali, jaman masih kecil, sangat mudah kita jumpai Semut Rangrang di kerimbunan pohon. Bahkan 10 tahun yang lalu ketika saya baru saja ber-KTP Cilacap, disekitar rumah kebetulan banyak pohon, juga sangat banyak semut berwarna merah dengan ukuran besar ini bersarang.
Sejak PPK itu makin marak, berkelana dari pohon satu ke pohon lainnya, Semut Rangrang di sekitar rumah saya menghilang. Bahkan ketika pergi ke desa-desa, makin susah bertemu dengan semut yang jika menggigit lumayan sakit ini.
Apa tidak berpikir lama-lama semut ini benar-benar punah, jika punah maka para PPK ini akan kehilangan sumber pemasukan. Apa tidak bepikir untuk diternakan di pohon dan membiarkannya berkembang lalu memanen sebagiannya. Memang banyak yang membudidayakan semut ini secara portable di toples.
Tapi sepertinya keberadaan semut ini di alam liar bisa jadi ikut menyeimbangkan keadaan alam. Era Kapitalisme ternyata menyentuh seluruh bidang, bahkan sampai ke Semut
klanggrang
SukaSuka
nang nggonku KLANG KRANG
SukaSuka
golet kroto ya?
SukaSuka
benar
SukaSuka
Di blitar disebut angkrang
SukaSuka
Sekarang sudah diternakkan tuh semut rangrang
SukaSuka
emang, tapi yang di alam kayaknya harus ada juga
SukaSuka
Tempatku namanya nyangkrang
SukaSuka
Krangkang ya lik
http://adityaprad.wordpress.com/2014/08/13/suzuki-satria-f-150-main-body-gambot-karya-banyumasan/
SukaSuka
weleh2…
http://setia1heri.com/2014/08/12/pulang-dari-turing-anggota-polisi-di-surabaya-ini-meninggal-dunia-akibat-kecelakaan-di-probolinggo/
SukaSuka